Siapakah Bangsa Yaman? : Zaman Dulu, Sekarang dan Akan Datang (2)

Siapakah Bangsa Yaman? :

Zaman Dulu, Sekarang dan Akan Datang (2)

Husein Alkaff

Yaman Kini

Perlu dijelaskan bahwa tulisan pendek ini tidak bermaksud menjelaskan pribadi atau tokoh dari Yaman, tulisan ingin menjelaskan tentang Yaman sebagai bangsa atau masyarakat. Kami yakin bahwa pasti ada person-person di Yaman yang memiliki sifat atau watak yang buruk, dan sependek pengetahuan kami hal itu tidak mewakili masyarakat Yaman secara umum yang dikenal sebagai bangsa yang jujur,sederhana, berempati, berani dan memiliki harga diri di kawasan Timur Tengah maupun Dunia Internasional.

Nilai-nilai luhur tersebut dimiliki oleh Bangsa Yaman tidak hanya dalam catatan lembaran-lembaran buku sejarah Bangsa Arab dan sejaran Islam saja, nilai-nilai luhur itu benar-benar nyata dan hidup di tengah meraka saat ini.

Tulisan ini tidak dalam rangka mendata nilai-nilai luhur yang dimiliki bangsa Yaman dewasa ini. Tulisan ini sekedar ingin menunjukan dua sifat dan watak asli mereka pada masa ini;

  1. Empati kepada Rakyat Palestina

Sudah maklum bahwa lebih dari lima tahun negara Yaman dibombardir oleh pasukan sekutu yang dipelopori oleh Arab Saudi dan didukung oleh Amerika Serikat. Serangan demi serangan yang tidak berprikemanusiaan itu tanpa henti dilancarkan mereka. Rakyat Yaman menjadi korban. Infrastrukur vital hancur lebur. Aktifitas ekonomi terganggu. Berbagai penyakit mewabah. Yaman menderita dan menjerit tanpa ada yang memperhatikannya. Lebih dari itu, Infrastruktur yang membuka akses ke dunia luar ditutup; darat, udara dan lautan, oleh sekutu. Yaman seakan-akan menjadi penjara besar bagi rakyatnya, khususnya di beberapa kota di wilayah Yaman Utara.

Berbeda dengan Palestina yang yang mendapatkan dukungan moril maupun materil,  dari negara-negara Islam dan kaum Muslimin, rakyat Yaman menghadapi semua penderitaan dan serangan yang sadis itu sebatang kara. Dukungan kepada mereka hampir bisa dikatakan tidak ada sama sekali, bahkan sebagian besar dari negara Islam dan kaum Muslimin bersuara senada dengan suara Saudi Arabia dan Amerika yang menganggap para pejuang Yaman, Ansharallah, sebagai pemberontak, dan kekusaan mereka dianggap ilegal.

Dalam keadaan yang sangat sulit dan menderita seperti itu, rakyat Yaman masih bersedia membantu rakyat Palestina saat diserang oleh Israel dua bulan lalu. Mereka bersedia membagi separo roti yang mereka makan kepada rakyat Palestina meskipun mereka sendiri dalam kekurangan dan sangat membutuhkannya.

Empati mereka yang sedemikan besar kepada rakyat Palestina itu memutar kembali ingatan kita kepada kaum Anshar saat membantu Nabi saw. dan kaum Muhajirin di Medinah ratusan tahun silam.

Baik Kaum Anshar maupun rakyat Yaman saat ini tidak lain adalah satu asal usul, yaitu Bangsa Yaman. Saya pribadi tidak tahu persis sejauh mana empati rakyat Palestina kepada rakyat Yaman yang lebih menderita dari mereka. Sepertinya rakyat Yaman tidak membutuhkan empati dan dukungan dari siapapun dan dari manapun.

 

  1. Harga Diri

Sejak terjadinya konflik bersenjata itu, para pejuang Yaman, khususnya Ansharallah yang terdiri dari kelompok al Hautsi, mendapatkan kecaman dan fitnah murahan. Media-media mainstream Timur Tengah dan Internasional seringkali memberitakan bahwa para pejuang Yaman telah menyerang Mekah dan Medinah, dan menjadikan masyarakat Yaman sebagai tempat berlindung sehingga banyak dari masyarakat Yaman menjadi korban serangan Arab Saudi. Lebih dari itu, mereka dianggap tengah menjalankan agenda Iran yang berambisi memperluas pengaruh mazhab dan sekterian, bahkan pengaruh agama Majusi. Fitnahan dan tuduhan yang keji itu cukup efektif mengelabui Umat Islam di dunia.

Meski demikian, para pejuang Yaman tetap bertahan memperjuangkan hak-hak sipil mereka hingga pada akhirnya beberapa waktu yang lalu, Amerika Serikat mengakui bahwa mereka adalah kelompok yang legal atau sah, dan apa yang mereka perjuangkan merupakan hak mereka yang benar.

Pengakuan dari Amerika Serikat seperti itu bagi kebanyakan negara merupakan sebuah langkah yang positif dan menyenangkan, tetapi tidak bagi para pejuang Yaman. Alih-alih senang dengan pengakuan Amerika Serikat, justru mereka menolaknya dan menganggap Amerika Serikat tidak mempunyai hak sama sekali untuk menentukan legalitas perjuangan mereka.

Dalam posisi tertekan dan menderita, para pejuang Yaman dengan jiwa yang berani dan harga diri yang tinggi menolak pengakuan Amerika Serikat. Mereka meyakini bahwa Amerika Serikat adalah musuh yang berada di balik penderitaan yang menimpa masyarakat Yaman. Keyakinan mereka ini terbukti dalam beberapa hari yang lalu dengan jatuhnya pesawat mata-mata tanpa awak milik Amerika yang dijatuhkan oleh mereka.

Harga diri yang demikian tinggi itu adalah sifat dan watak Bangsa Yaman yang orisinil. Karena sifat dan watak ini lah, mereka tidak pernah menyerah kepada para agresor sepanjang sejarah mereka. Jika terdapat dari mereka yang menyerah, maka sesungguhnya mereka tidak lagi mencerminkan siaf dan watak asli Bangsa Yaman.

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *