Seandainya Mesir itu Yaman
Seandainya Mesir itu Yaman
Husein Alkaff
Gaza dewasa ini menjelma menjadi tragedi kemanusiaan yang sangat dahsyat dalam sejarah kemanusiaan. Aneka senjata pemusnah nyawa manusia telah digunakan. Puluhan ribu nyawa bangsa Palestian melayang, ratusan tempat tinggal mereka hancur dan puluhan infrastruktur mereka berantakan.
Gaza saat ini menjadi saksi nyata atas beberapa hal; kebiadaban rezim Israel-Zionis; pengkhianatan para pemimpin Arab, khususnya Mesir dan Yordania; kelemahan para pemimpin Muslim Dunia; dan kemunafikan negara-negara Barat.
Sepertinya hilang harapan dari para pemimpin Dunia, termasuk para pemimpin Arab, untuk membebaskan Palestina dari semua penderitaan yang mereka alami dan menghentikan kekejaman rezim Israel.
Bagaimana dengan umat Islam di Dunia?
Sampai pada batas tertentu Umat Islam di Dunia, termasuk Umat Islam Tanah Air, telah membantu bangsa Palestina dengan menyalurkan bantuan sosial, dan itu sudah cukup untuk dihargai dan dibanggakan, karena hanya itu yang bisa mereka lakukan secara maksimal.
Bagaimana dengan masyarakat Arab?
Mereka saya yakin telah melakukan bantuan sosial juga untuk Bangsa Palestina sebagaimana saudara-saudara seiman mereka di berbagai belahan dunia Islam. Namun, menurut hemat saya, untuk masyarakat Arab, khususnya yang negerinya berbatasan langsung dengan Palestina tidak cukup dengan bantuan sosial saja, mesti ada bantuan lain yang lebih dari itu, yaitu bantuan fisik dan senjata. Namun, bantuan seperti ini tidak ada atau belum ada.
Dikecualikan dari mereka, masyarakat Lebanon, Irak dan Yaman. Masyarakat Arab di tiga negara ini telah membantu Palestina dengan senjata dengan cara yang berbeda-beda, dan bantuan ini sangat berarti bagi Palestina lebih dari sekedar bantuan sosial.
Secara khusus, masyarakat Yaman yang dipelopori oleh Ansharullah pimpinan Sayyid Abdul Malik al Hautsi al Hasani hampir tiap minggu melakukan demontrasi besar-besaran yang diikuti jutaan orang. Mereka menyatakan bahwa jika dimungkinkan mereka siap membanjiri Palestina untuk menghadapi tentara dan senjata rezim Israel. Mereka siap memberikan nyawa mereka untuk membela Palestina.
Pernyataan mereka bukan omong kosong. Mereka buktikan dengan menyerang kapal-kapal milik Israel dan kapal lainnya yang menuju Israel dan melewati Selat Bab Mandab, bahkan terakhir akan menyerang kapal-kapal tersebut yang barada di Samudra Pasifik.
Berdasarkan kesiapan mereka tersebut, maka saya berkhayal meski khayalan saya ini tidak berlebihan, atau malah khayalan saya ini bisa menjadi kenyataan, yaitu seandainya yang menetap di Mesir itu adalah masyarakat Yaman, maka sejak hari pertama terjadinya genosida di Palestina mereka akan masuk meringsek ke tanah Palestina dengan segala resiko apapun, dan mereka siap berhadapan langsung dengan pasukan Israel dengan dada telanjang dan tanpa senjata canggih. Mereka punya sejarah panjang sebagai bangsa yang tabah, berani dan berempati pada kemanusiaan serta bangsa yang setia.
Khayalan saya ini justru hanya sebuah khayalan belaka bagi masyarakat Mesir dan Yordania. Di manakah mereka? Tidak adakah ulama yang memfatwakan wajib jihad melawan Israel demi membela bangsa Palestina? Apakah mereka siap masuk ke perbatasan Rafah dalam jumlah jutaan? Sepertinya mereka tidak siap melakukan itu karena mereka tidak memiliki sifat-sifat yang dimiliki masyarakat Yaman, dan mereka tidak memiliki pemimpin seperti pemimpin masyarakat Yaman. Hidup Yaman !!!.