Saudi Arabia dan Turki Dari Miss Universe sampai Memasok Senjata

Saudi Arabia dan Turki

Dari Miss Universe sampai Memasok Senjata

Husein Alkaff

Di tengah penderitaan yang mendera rakyat Palestina di Gaza dan rasa pilu yang menusuk hati Umat manusia menyaksikan adegan-adegan sadis tantara Israel di Gaza , serta kekesalan Umat Islam terhadap kebekuan para pemimpin Arab, umat Islam dikagetkan dengan dua berita dari dua negara Islam, yang diyakini sebagai referensi pemerintah Islami oleh dua kelompok Islam; Saudi Arabia sebagai pusat keagamaan Salafi Ideologis dan Turki yang digadang-gadang menjadi pemimpin dunia Islam bagi kelompok Salafi politis.

Saudi Arabi, negara pemegang mandat Haramain (dua haram); Mekah dan Medinah, telah mengirim Rumi al Qahtani untuk mengikuti ajang Miss Universe Internasional. Tampak jelas dalam berbagai media; cetak, elektronik dan sosial, foto Rumi dengan pakain setengah telanjang sambil membawa bendera negara Arab Saudi yang betrtulisakn kalimat Tawhid.( https://www.tvonenews.com/berita/nasional/197695-unggah-bangga-jadi-wakil-arab-saudi-di-ajang-miss-universe-rumy-alqahtani-justru-banjir-kritikan-di-akun-medsos)

Keikut sertaan Rumi tentu mengundang protes berbagai kalangan di negerinya sendiri. Protes mereka wajar sekali karena bagaimanapun Arab Saudi diyakini sebagai negara Islam yang paling berpengaruh di Dunia dan sebagai tempat kiblat Umat Islam. Namun protes tidak menghalangi Kerajaan Arab Saudi untuk mengirim perwakilannya di ajang Miss Universe Internasional.

Saya tidak ingin berkomentar tentang pengiriman dan protes warga Arab Saudi karena anggaplah hal itu adalah urusan internal mereka, dan mereka yang akan bertanggung jawab di hadapan Umat Islam Dunia.

Yang menarik perhatian saya, bagaimana reaksi kelompok Salafi ideologis di Tanah Air ini tentang berita itu. Mengingat para muballig mereka adalah alumni Pendidikan-pendidikan agama di Haramain Syarifain. Apakah mereka tutup mata dan tutup telinga dengan berita itu? Ataukah mereka membenarkan  tindakan Kerajaan Arab Saudi? Beranikah mereka mengkritik pemimpin negara Saudi Arabia?

Saya menduga, mungkin dugaan saya ini salah, kelompok Salafi Ideologis tidak akan berani mengkritik tindakan Kerajaan Arab Saudi karena resikonya cukup besar bagi mereka. Resiko paling kecil, mereka tidak bisa lagi sowan kepada para ulama Salafi di negara itu.

Atau malah mereka membenarkan tindakan pemimpin negara Arab itu, karena selama mereka tidak melarang solat atau menghalalkan perzinahan dan khamar, maka Kerajaan Arab Saudi wajib dihormati, dan diyakini masih “islami”.

Berita yang satu lagi adalah Turki yang dipimpin oleh Rajab Thayyib Erdogan, yang digadang-gadang sebagai titisan para khalifah Khilafah Othmaniah oleh kelompok Salafi politik, seperti Ikhwanul Muslimin dan sejenisnya yang ada di Indonesia, telah mengekspor barang dan senjata senilai hampir US$319 juta atau sekitar Rp5 triliun ke Israel pada Januari
Meskipun berita ini dibantah oleh Kementerian Pertahanan Turki. (https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240328201626-120-1080236/dituduh-ekspor-senjata-ke-israel-di-tengah-agresi-turki-buka-suara).

Bantahan Kementerian itu tidak begitu meyakinkan publik Turki sehingga muncul protes dari beberapa kalangan dalam negeri Turki.

Sama seperti terhadap Arab Saudi, saya pun tidak tertarik berkomentar tentang kebijakan Presiden Turki itu, karena lagi-lagi urusan internal negara khalifah itu dan bukan urusan saya sebagai warga Indonesia.

Namun bagaimana sikap kelompok Salafi politik di Tanah Air yang mengidolakan Erdogan ?. Mereka juga sama dengan pendukung Kerajaan Arab Saudi; diam dan tidak berkomentar apalagi mengkritik pemerintahan Turki.

Sebagai Umat Islam di Indonesia kita harus cerdas dan kritis sehingga tidak ikut-ikutan para muballig dari dua kelompok Salafi itu. Keberanian dan ketajaman kritik mereka hanya berlaku pada luar kelompok dan idola mereka saja, tetapi untuk kelompok mereka sendiri, nyali mereka menciut dan daya kritis mereka mandul.

Akhir kata, keburukan tetap keburukan. Lambat laun akan terkuak meski disembunyikan. Dalam pepatah Arab, pakaian bohong itu transparan dan tembus pandang (tsaub al kidzbi syafaf)  atau seperti dalam penggalan syair Arab yang artinya, “Hari esok akan menjelaskan padamu segala yang tidak kamu ketahui

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *