Penerjemahan Buku-Buku Syiah yang Dipalsukan

Syiahindonesia.id — Pemahaman yang salah terhadap Syiah juga disebabkan banyaknya pemalsuan buku-buku Syiah oleh oknum-oknum yang antipersatuan Is lam. Salah satu buku yang dipalsukan adalah Kitab Kasyful Asrar yang ditulis oleh Imam Khomeini.

Pada tahun 1943, seorang yang bernama Ali Akbar Hokmi Zadeh—putra seorang ulama—menerbitkan buku setebal 38 halaman dengan judul Asrar Umruha Alfu ‘Am (Rahasia-Rahasia Selama Seribu Tahun) sebagai bantahan terhadap agama secara umum, dan Syiah secara khusus.

Menanggapi hal tersebut, beberapa tahun kemudian, Imam Khomeini menulis sebuah buku berjudul Kasyful Asrar yang berisi bantahan terhadap ke bohongan-kebohongan Asrar Umruha Alfu ‘Am. Buku karya Imam Khomeini ini belakangan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, khususnya sejak kemenangan Revolusi Islam di Iran. Sayangnya, bersama an dengan itu, beredar pula terjemahan-terjemahan tak bertanggung jawab yang sengaja me malsukan—setidaknya sebagian isi buku ini—untuk tujuan mendiskreditkan Imam Khomeini dan Mazhab Syiah pada umumnya.

Adapun buku-buku terjemahan bahasa Arab pa da Kasyful Asrar, yang mengandung kepalsuan-ke pal suan tersebut, adalah:

  1. Dar Ammar It-Thaba’ah Wan Nasyr, ditulis oleh tiga ulama Arab, seperti Dr. Muhammad Al-Bandari (nama samaran), terbitan Yordania, 1987.
  2. Mar’al Khumayni fi Kasyfi Asrarihi oleh Dr.Ahmad Kamal Sya’st.
  3. Al-Fitnatul Khumayniyyah oleh Sa’id Hawwa
  4. Fadhaihul Khumayniyyah, ditulis oleh enam pemikir Islam, seperti Dr. Abdul Mun’im Namer (ulama Mesir), diterbitkan oleh Konferensi Islam Rakyat Irak.

Kebohongan terjemahan Arab atas buku Kasyful Asrar, antara lain mencakup:

  1. Dikatakan bahwa Imam Khomeini menyebut Abu Bakar dan Umar sebagai “Dua Berhala Quraisy”. Kenyataannya hal ini tidak ada dalam teks aslinya.
  2. Beliau (Imam Khomeini) dikatakan mencaci-maki sahabat. Tidak ditemukan dalam teks asli nya.
  3. Beliau mengatakan tentang syahid, yaitu: “Dan dia telah mengorbankan semua yang ada di jalan Allah”. Kalimat ini diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dengan “Wa khasara ruhahu min ajlillahi ta’ala” (dan ia telah merugikan ruhnya lantaran Allah Ta’ala).
  4. Ketika beliau menyebut “markaz tasyayyu’” (tem pat para Syiah), ungkapan ini diterjemahkan dengan “mamlaka asy-Syiah” (Kerajaan Syiah Raya).
  5. Kata “riwayah” diterjemahkan dengan “hikayah”.
  6. Kata “turabul ahya’ wahibun lil hayati” (tanah/ bumi yang akan memberi kehidupan). Diter jemahkan dengan “At-turbatu wahbatu lil hayati” (batu itu pemberi kehidupan).

Untuk lebih lengkapnya, silakan baca buku Kasyful Asrar Imam Khomeini: antara Bahasa Arab dan Ba hasa Parsi oleh Jamaluddin Asymawi, penerbit As-Sajjad, Jakarta, 1996, yang merupakan terjemahan buku Dr. Ibrahim Ad-Dasuqi Syata.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *