Faktor Pemicu Adanya Sekterianisme dan Takfiriah Wahabi
Syiahindonesia.id – Seperti kita sadari dan pahami bahwa kaum imperialis selalu meneropong kesempatan untuk menancapkan dominasi kotornya di berbagai belahan dunia. Strategi devide et impera atau yang sering dikenal dengan pecah belah, lalu kuasai menjadi salah satu jurus jitu mereka untuk mensukseskan ambisi itu. Salah satu caranya adalah dengan membuat isu intoleransi dan takfiriah, khususnya di tengah umat Islam, tak pelak itu menjadi sebuah proyek utama (Main Project) mereka. Proyek inilah yang bahkan boleh dikatakan paling sukses dan memuaskan mereka.
Kemudian muncul pertanyaan yang menuntut sebuah solusi atau jawaban: Mengapa kekuatan imperialis menggunakan strategi ini ? Apa tujuan mereka mengandalkan strategi ini? Cara-cara apa yang mereka gunakan untuk menyukseskan strategi ini?
Tujuan Imperialis Dalam Rangka ‘Berkuasa’
Dalam bukunya Syeikh Mousavi yang berjudul Gerakan Takfiri: Bahayanya Islam dan Kaum Muslimin memaparkan bahwa kaum imperialis ini memiliki sebuah tujuan besar yaitu kekuasaan dunia. Dia melanjutkan bahwa dengan menguasai negara-negara lemah dan menjarah kekayaan materi dan spiritual mereka adalah salah satu cara dalam upaya untuk menaklukan dunia khususnya negara Islam. Salah satu cara untuk menaklukannya adalah menggunakan sekterianisme dan agama. Skterianisme dan pengaruh agama adalah palang pintu yang cukup rentan dan terbilang mudah untuk masuk kehidupan mereka. Dan yang menjadi sasarannya adalah agama Islam.
Islam sebagaimana diakui sendiri oleh kaum imperialis dari sejak dahulu hingga saat ini merupakan agama yang mudah untuk disusupi dan dipengaruhi. Kemudian kenapa Islam yang dipilih untuk dikuasai?
Menurut Hussam S. Timani dalam bukunya yang berjudul Takfir in Islamic Thought mengatakan bahwa Islam adalah kendala dan ancaman terbesar bagi ambisi dan kepentingan mereka. Dan hanya Islam lah yang memiliki prinsip dan karakteristik yang tidak memungkinkan umatnya berkompromi dengan tujuan imperialistik. Dan dapat dipastikan bahwa agama lain tidak memiliki karakteristik tersebut.
Cara Paling Efektif
Kaum imperialis telah mengenyam banyak pengalaman yang membuat mereka berkesimpulan bahwa cara yang paling efektif untuk memudahkan ambisi kotor mereka ialah menciptakan pesimisme, hipokratis dan konflik keagamaan di tengah umat Islam.
Menurut Syeikh Mousavi salah Satu cara yang paling ampuh bagi mereka adalah aksi adu domba dan penyuburan wabah takfiriah di tengah umat Islam. Wabah inilah yang selama ini terus menggerogoti spirit persaudaraan antar umat Islam. Wabah ini membuat simpati dan solidaritas antar sesama umat Islam berubah menjadi kebencian, dendam atau setidaknya krisis kepedulian satu sama lain. Akibatnya wibawa umat islam jatu di depan pihak-pihak lain. Tak tanggung-tanggung, akibat jatuhnya martabat umat islam ini kaum imperialis berhasil menciptakan kanker di jantung dunia Islam berupa negara imitasi bernama Israel. keberadaan rezim Zionis ini menjadi bukti ambruknya pamor kekuatan Islam.
Dan tragusnya menurut Syeikh Tamami adalah kemunculan rezim Zionis masih menjadi bagian dari sekian banyak buah yang dihasilkan oleh pohon kejiyang benihnya sudah ditanam dan dirawat jauh hari sebelumnya oleh Kaum Imperialis.
Al hasil, besar sekali raihan yang diperoleh mereka melalui strategi adu domba dan penebaran sekterianisme mazhab dalam upaya melemahkan kekuatan umat Islam. Dengan isu mazhab, mereka sukses menggarap para ulama tanggung, kaum awam dan orang -orang yang berpikiran sempit serta menciptakn para pengkhianat umat iskam dan menjadikan mereka sebagai agen dan penyakit di tubuh Umat islam. []